Abu Bakar Sang Khalifah Islam Pertama dan Penyerangan Terhadap Orang-Orang Murtad

0
814

PEMBAIATAN ABU BAKAR MENJADI KHALIFAH DAN PENYERANGAN TERHADAP ORANG-ORANG MURTAD 


Nabi Muhammad saw. telah meninggal dunia tanpa menunjuk seorang penggantinya. Beliau membiarkan urusan itu, agar dibahas oleh Dewan Syuro (parlemen) yang terdirdari para sahabatnya.

Para tokoh sahabat Nabi Muhammad saw. menganggap perlu ada orang yang mengendalikan kekhilafahan sesudah beliau wafat untuk mencegah perselisihan dan perpecahan diantara umat Islam. Kemudian mereka berkumpul di sebuah ruangan yang terkenal dengan Balairung Bani Sa’idah untuk melakukan perundingan atau musyawarah. Pertemuan mereka ini tepat sekali disebut sebagai Kongres politik pertama yang terjadi dalam sejarah Islam.

Para tokoh sahabat Ansar kemudian mengadakan rapat di Balairung Bani Sa’idah, dan hendak membaiat tokoh mereka sendiri bernama Sa’ad bin Ubadah. Dia pada waktu itu sebenarnya sedang sakit keras, tetapi putranya, bernama Qais, bertindak sebagai juru bicaranya. Pertemuan para sahabat Ansar ini, kemudian diketahui oleh para sahabat Muhajirin, lalu tokoh-tokoh mereka, terutama Abu Bakar dan Umar bin Al-Khaththab segera pergi ke Balairung Bani Sa’idah.

Orang-orang Ansar berkata: “Biarlah kami memilih pemimpin sendiri dan kalian memilih pimpinan kalian sendiri”, bahkan salah seorang di antara merek ada yang mengatakan: “Apabila kalian tidak melakukan hal ini, maka kita akan mengulang ‘kembali perang seperti semula. “

Untuk menghindari perselisihan Umar bin Al-Khaththab (ketika sampai di tempat kongres) hendak langsung berdiri menjelaskan kedudukan orang-orang Quraisy dan orang-orang Muhajirin dari berbagai suku, dengan tujuan mencegah terjadinya perselisihan. Tetapi dia dicegah oleh Abu Bakar r.a. Kemudian Abu Bakar r.a. berdiri menyampaikan sebuah pidato di depan orang banyak yang berisi : “Kami, orang Muhajirin adalah orang yang mula-mula memeluk Islam, orang yang paling mulia derajatnya, paling dekat rumahnya dan paling dekat hubungan kekeluargaannya dengan Rasulullah saw. Adapun kalian adalah kongsi-kongsi kami dalam menjalankan tugas agama ini. Kalian telah menolong dan mencintai kami. Semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan. Kami adalah para pemimpin, dan kalian adalah para wazir: Janganlah kalian iri hati kepada saudara kalian, orang-orang Muhajirin, karena sesuatu yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada mereka. Sekarang, saya serukan kalian memilih salah seorang daripada dua pria ini, yakni Umar bin Al-Khaththab r.a. atau Abu ‘Ubaidah, Amer bin Aljirah.

Ketika Abu Bakar (dalam pidatonya) sampai pada kata-kata: ” ….. saya serukan kalian memilih salah satu dari dua pria ini ….. “, maka Umar bin Al-Khaththab langsung bangkit seraya berkata: “Tidak, tidaklah hal ini akan terjadi, selama engkau masih hidup. “Kemudian dia menarik tangan Abu Bakar r.a. dan membaiatnya menjadi ”khalifah”, kemudian diikuti oleh banyak orang yang turut berebut membaiatnya pula.

Setelah itu, mereka membawa Abu Bakar r.a. ke mesjid dan dibaiat oleh orang banyak sebelum Nabi Muhammad saw. dimakamkan. Dalam pembaiatan tersebut tidak seorang pun yang ketinggalan, kecuali Ali bin Abi Thalib dan beberapa orang yang bersamanya, hal ini dikarenakan mereka tidak sempat hadir dalam kongres yang berlangsung di Balairung Bani Sa’idah disebabkan mereka sibuk merawat Jenazah Rasulullah saw.

Siapakah Abu Bakar itu? Abu Bakar ialah Abdullah bin Abi Quhafah. Utsman bin Amer bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tamim bin Murroh bin Ka’ab bin Gholib bin Fihr At-Tamirny Al-Qursyi. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi Muhammad saw. pada Murroh bin Ka’ab. Beliau dilahirkan dua tahun Iebih beberapa bulan setelah kelahiran Rasulullah saw. Beliau selalu menemani Rasulullah saw. sejak sebelum diangkat menjadi “nabi”. Beliaulah orang pertama yang beriman kepada Rasul dari kalangan orang pria dewasa, dan beliau selalu membenarkan apa saja yang dibawa oleh Nabi saw., karena itu beliau digelari Ash-Shiddiq. Beliau adalah sahabat Nabi saw. tertua dan terpandang.

Nabi Muhammad saw. pada masa hidupnya memegang dua tugas yang harus beliau lakukan. Pertama adalah menyampaikan risalah. Dalam hal ini beliau ialah orang yang telah terpilih untuk mengemban tugas menyampaikan. Kedua adalah bertindak sebagai pemimpin umat Islam. Semua urusan mereka dikembalikan kepada beliau dan beliaulah yang memutuskannya.

Beliau memberikan arahan kepada mereka ke arah yang positif dan menghindarkannya dari hal yang dapat menyengsarakannya. Tugas Nabi Muhammad saw. yang pertama berakhir karena kewafatannya, setelah beliau menyempurnakan agama Islam ini. Sedangkan tugas kedua, menurut kaum muslimin harus dilanjutkan meskipun beliau telah wafat oleh seorang khalifah. Tugas kedua inilah yang disebut khilafah.

Ketika Abu Bakar selesai dibaiat, maka Umar bin Al-Khaththab berkata: “Bunuhlah Sa’ad bin ‘Ubadah, karena dia sumber fitnah. ” Sa’ad bin ‘Ubadah merasa takut terhadap ancaman pembunuhan ini, lalu pergi ke Syam (Siria). Kemudian Umar bin Al-Khaththab r.a. mengutus seorang utusan ke Syam untuk membuntuti Sa’ad bin ‘Ubadah, beliau berpesan kepada utusan tersebut: “Ajaklah Sa’ad, agar dia mau membaiat Abu Bakar; desaklah dia dengan segala kemampuanmu. Apabila dia menolak. maka mintalah bantuan kepada Allah. “

Lalu utusan tersebut pergi ke Syam dan menjumpai Sa’ad bin Ubadah di Hauran, sedang bersandar pada sebuah dinding. Kemudian sang utusan itu mengajak agar dia sudi membaiat Abu Bakar, tetapi dia berkata: “Aku tidak akan membaiat orang Quraisy selamanya.” Maka utusan Umar r.a. itu berkata: “Saya akan membunuhmu. ” Sa’ad menjawab: ”Meskipun kamu membunuhku, aku tetap tidak akan sudi membaiatnya.” Utusan Umar r.a. bertanya: ”Apakah engkau telah keluar dari masalah yang telah disepakati oleh umat?” Dia menjawab: “Kalau dari sisi pembaiatan, memang saya telah keluar. “Mendengar jawaban tersebut, utusan Umar bin Al-Khaththab langsung menyerang Sa’ad bin ‘Ubadah, sehingga dia meninggal. Dengan kematian Sa’ad bin ‘Ubadah ini, maka lenyaplah sumber Fitnah.

Sebelum Nabi Muhammad saw wafat, beliau telah menyiapkan satu pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid untuk menuju daerah Abna di Balqo’, dekat Mu‘tah (tempat terbunuh ayah Usamah), untuk menumpas bani Ghassan, atas keberanian mereka membunuh utusan Nabi Muhammad saw.

Tetapi, sebelum pasukan tersebut berangkat, tiba-tiba Nabi Muhammad saw. wafat, maka orang Arab banyak yang menjadi murtad, sedangkan orang-orang munafik mulai mengaku menjadi Nabi. Melihat situasi seperti ini, para sahabat Nabi Muhammad saw. mengadakan pembicaraan, dan sebagian mereka berkata kepada Abu Bakar r.a.: “Batalkan pemberangkatan pasukan tersebut. “Abu Bakar menjawab: “Saya tidak akan melepas panji yang telah diikatkan oleh Nabi saw.”

Pemberangkatan pasukan Usamah itu akhirnya dilangsungkan. Lalu Abu Bakar menginstruksikan pasukan Usamah untuk berangkat, dan beliau meminta kepada Usamah agar memberi izin kepada Umar untuk tetap tinggal di Madinah. karena beliau sangat memerlukan bantuan pendapatnya di dalam mengatur negara. Permintaan itu dikabulkan oleh Usamah.

Jumlah pasukan Usamah ini mencapai 700 pejuang. Setiap mereka melewati kabilah yang berniat murtad, maka kabilah itu berkata: “Andaikata Islam tidak memiliki kekuatan, pasti tidaklah kekuatan tentara seperti ini keluar. ” Dengan demikian, banyak di antara mereka kembali pada agama Islam.

Di tengah-tengah perjalanannya,  pasukan Islam bertemu dengan tentara Romawi, maka terjadilah perang diantara mereka. Kemenangan dalam pertempuran ini berada di pihak orang-orang Arab Islam. Perang ini merupakan perang pertama kali terjadi dalam pemerintahan Khulafa’ Ar-Rasyidin.

Setelah perang tersebut usai, Abu Bakar r.a. segera mengumpulkan para sahabat dan membicarakan dengan mereka tentang perlunya mengambil tindakan memerangi orang-orang murtad dan orang-orang Islam yang tidak mau membayar zakat. Tetapi ada di antara mereka yang menentangnya.

Kemudian beliau menjelaskan kepada mereka, bahwa mengambil tindakan memerangi orang-orang yang murtad itu membawa kemaslahatan untuk Islam. Sesungguhnya keengganan membayar zakat nrempakan tindakan yang meruntuhkan satu sendi dari beberapa sendi agama Islam. Setelah itu, beliau memasang sebelas bendera dan diserahkan kepada sebelas panglima perang. Mereka itu ialah:

1. Kholid bin Al-Walid

2. Ikrimah bin Abu Jahal

3. Surahbil bin Haaanah

4. All-Muhajir bin Umaiyah

5. Hudzaifah bin Mul’unen

6. Arfajah bin Hartsamah

7. Su‘aid bin Muqrin

8. Ai-Ula bin Ai-Hadrami

9. Thuraifah bin Hajiz

10. Amru bin Al-Ash

l1. Kholid bin Sa’id

Sebelum semua pasukan berangkat. Abu Bakar r.a. mengirimkan selebaran. Para petugas membagi-bagikan selebaran tersebut kepada para prajurit. Selebaran ini merupakan selebaran umum yang pertama kali dikeluarkan oleh seorang khalifah Rasulullah saw. untuk dibacakan di tempat-tempat pertemuan orang banyak.

Setelah itu, Abu Bakar memerintahkan semua komandan dan prajurit agar berangkat. Kemudian mereka pun berangkat untuk tugas masing-masing, yaitu memerangi orang-orang murtad sampai mereka kembali pada agama Islam. Dalam ekspedisi militer ini para prajurit Islam berhasil menaklukkan kota Yamamah. dan berhasil membunuh Musailamah Al-Kadzdzab yang telah mengaku sebagai “nabi” sejak masa Nabi Muhammad saw. masih hidup.” Di samping itu. Al-Aswad

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here