Imam yang mengarang kitap hikam itu punya resep, supaya kamu bahagia terus.
“Liyakilla ma tafrahu bihi yakilla ma tahzanu bihi”
“Usahakan sedikit sekali, apa yang membuat kamu senang, maka akan sedikit sekali yang membuat kamu susah”
Karena tarifnya dia ideal , maka mudah kecewa kalau yang di inginkan tidak terjadi.
Kalau saya tidak, membayangkan dari jogja, istriku masih utuh, islam, masih sholat menghadap kiblat, ya sudah itu saja, menggunakan standar-standar yang minimalis.
Andaikan saya pakai standar yang maksimal, maka akan mudah kecewa.
Rasulullah SAW juga begitu, misalnya Nabi pagi-pagi tanya?”
“Ya aisyah apa ada sarapan?”
“Tidak ya Rasulullah” (aisyah)
“kalau begitu saya puasa”
Kalau kamu standarnya maksimal
“Pagi-pagi tidak di buatkan kopi istri macam apa?”
Repot
Selalu bilang ittiba’ sunnah Rasul tapi tidak pernah anda mendekati sunnah Rasul.