Prof. Dr. KH. Abdul Syakur Yasin, MA atau yang lebih familiar dikenal masyarakat dengan panggilan Buya Syakur merupakan seorang ulama dan cendekiawan muslim yang akhir-akhir ini semakin dikenal luas. Beliau merupakan sosok ulama dari kalangan Nahdliyin yang memiliki ketawadluaan tinggi akan tetapi mampu menjelaskan berbagai persoalan tentang keagamaan yang cukup rumit dengan rileks, fokus dan mendalam.
Pesan-pesan dakwah keislaman beliau semakin bertambah luas dengan media sosial yang semakin digandrungi masyarakat saat ini terkhusus pada kanal youtube.
Berikut ini adalah profil dan biografi dari Buya Syakur Indramayu selengkapnya.
Riwayat Hidup
Buya Syakur lahir di Indramayu, Jawa Barat pada 12 November 1960. Saat ini usia beliau menginjak 61 tahun.
Pendidikan
Pendidikan Buya Syakur sedari kecil hingga menginjak dewasa dihabiskan dengan menimba ilmu di pondok pesantren. Tempat beliau mempelajari ilmu-ilmu ke Islaman yaitu di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon.
Karena kurun waktu yang cukup lama belajar di pondok pesantren, membuat Buya Syakur menjadi mahir dalam berbahasa Arab. Kemampuan tersebutlah yang kemudian membuat Buya Syakur mampu menerjemahkan kitab-kitab bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
Setelah menimba ilmu di pondok pesantren, pada tahun 1971, Buya Syakur melanjutkan pendidikannya di Cairo, Mesir. Ketika Buya Syakur menjadi mahasiswa di sana, beliau dipilih menjadi ketua PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Cairo.
Usai menempuh pendidikan di Cairo, kemudian pada tahun 1977, Buya Syakur menyelesaikan ilmu al-Qur’an di Libya. Pada tahun 1979, beliau menyelesaikan sastra Arab. Tidak berhenti sampai di situ, dua tahun selanjutnya tepatnya pada tahun 1981, beliau mampu menyeselesaikan S2-nya dalam bidang sastra linguistik di Tunisia. Selanjutnya, beliau diangkat menjadi staff ahli di kedutaan besar Tunisia.
Pada tingkat doktoral, Buya Syakur, mengambil kuliah dengan konsentrasi dialog teater di London, Inggris dan lulus pada tahun 1985. Kurang lebih sekitar 20 tahun lamanya beliau menghabiskan waktu untuk belajar di Timur Tengah dan Eropa.
Pada tahun 1991, Buya Syakur pulang kembali ke Indonesia bersama Gusdur, Quraish Shihab, Nurcholis Majid dan Alwi Shihab. Setelah kembali ke Indonesia, beliau membaktikan diri sepenuhnya berdakwah di kampung halamannya, di Indramayu.
Setelah lima tahun Buya Syakur pulang di Indonesia, pada tahun 1995 beliau kemudian mendirikan Pondok Pesantren Cadangpinggan yang bertempat di Jl. By Pass Kertasemaya KM. 37 Rt.01 Rw. 01 Cadangpinggan, Sukagumiwang, Indramayu.
Keistimewaan
Keistimewaan yang dimiliki oleh Buya Syakur adalah, seperti yang pernah Gus Dur katakan bahwa di Indonesia ini cuma ada tiga orang yang berpikir analitis dalam memahami Islam, yaitu Quraish Shihab, Pak Syakur, Cak Nur.
Hal ini terbukti dari tema-tema yang diunggah lewat akun Youtube beliau yang bertema cukup berat dan banyak yang berbasis kitab kontemporer atau tasawuf, sebut saja misalnya fi Zhilali al-Qur’an, La Tahzan karya ‘Aidh al-Qarni, sampai al-Hikam Ibn ‘Athaillah as-Sakandari, dan kegemaran beliau pada menulis dan menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab juga terlihat pada beberapa video yang diunggah akun Youtube beliau yang bertema Pembacaan Puisi.
Beberapa puisi yang beliau bacakan seringkali diangkat berdasarkan keadaan yang sering melanda masyarakat umum, tak sulit dipahami namun tetap berbobot.
Dengan gaya dan logat yang khas bahasa pantura, Buya Syakur menggambarkan sosok berisi ilmu dalam setiap mengikuti beliau berceramah. Beliau menjelaskan aneka persoalan.
Karya
Renungan Spiritual Buya Syakur Yasin
Surat-Surat Cinta Buya Syakur Yasin
Menembus Palung Hati Yang Paling Dalam
Buku Wamima: Zikir Wamima dan Doa Ya Latif
Itulah sedikit profil dan biografi dari Prof. Dr. KH. Abdul Syakur Yasin MA. Semoga informasi yang kami sampaikan dapat bermanfaat. Aamiin.
Jadi saat ke mesir usia beliau 11 tahun ya?
kuliah di universitas apa? kok cuma nama kota/negara… padahal udah klaim terlengkap..