Makanya bahaya sekali menafsirkan Al Qur’an tanpa ilmu, sampai ada ancaman.
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَبْدِ الْأَعْلَى عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللَّهم عَنْهممَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ قَالَ أَبو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya: (Al‑Turmuzi berkata): Mahmud bin Gailan telah menceritakan kepada kami, (Mahmud berkata): Bisyr bin al‑Syariyy menceritakan kepada kami, (Bisyr berkata) : Sufyan menceritakan kepada kami dari ‘Abd al‑A‑’la dari Sa’id bin Jubair dari Ibn ‘Abbas Ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: siapa yang mengatakan tentang (isi) al‑Qur’an dengan tanpa landasan pengetahuan, maka hendaklah ia menempati tempat dudukya dari api neraka” Abu ‘Isa (al-Turmuzi) berkata: hadis ini hasan sahih.
Orang menafsirkan Al Qur’an dengan semaunya sendiri maka sama juga pesan stu tiket di Neraka,.
Jadi kamu sama saya itu lebih potensi masuk neraka saya, sebab saya lebih menekuni tafsir, itu bahaya sekali, sebab itu saya tradisikan kalau ngaji itu menggunakan kitab, supaya sanadnya muttasil sampai Rasuullah SAW.
Tidak boleh, mengajarkan Qur’an, terjun bebas menurut saya, memangnya agama menurut kamu enak saja.
Tidak boleh agama menurut saya, agama ya harus menurut Allah dan Rasulullah SAW, tidak boleh menurut saya.
Kalau menurut saya berarti agama macam-macam karena setiap orang menurutnya masing-masing.