Kita sekarang itu lemah sekali, kita-kita orang sholeh itu lemah sekali.
Nyantri tanpa visi menjadi kyai tanpa visi, jalan seadanya, bagaimana lagi, dulu-dulu juga begini.
Iya jalan seadanya itu tidak apa, tapi kedzoliman berjalan secara cepat, keshalehannya tidak cepat, ya kalah.
Kalau kalah kita di salahkan Tuhan, karena kalah kompetisi.
Dulu, ini saya ceritakan, khasnya orang alim, saya cerita.
Sahabat dulu saking khawatirnya, siap saat perang karena kondisional perang
Tidur saja sampingnya pedang
Sahabat-sahabat yang miskin-miskin, kalau di rumah nganggur membuat panah.
Sehingga setiap ada intruksi perang dari Nabi, mereka minimal punya 20 anak panah, karena setiap ada kondisi emergency darurat perang.
Tidak kok sudah miskin, tidur, terus menunggu di perintah, nah perang pas berkecamuk baru membuat panah.