Saya masih hafal, makalah ini.
Jadi amal yang sedikit, dan kita berterimakasih kepada Allah dengan luar biasa, karena ditakdir melakukan amal itu.
Itu lebih baik, dari pada amalmu banyak, tapi selalu merasa bersalah,.
Alasannya madzab Asyadzily masuk akal, begini.
Kamu ditakdir bisa Sholat itu luar biasa.
Ketika ada orang lain tidak di takdir bisa Sholat.
Kamu taat membaca menikmati Qur’an itu luar biasa.
Dibanding orang lain yang menikmati perempuan haram, menikmati narkoba, menikmati kemaksiatan.
Lalu setelah kamu membaca Qur’an hatam, atau sholat hatam.
“Saya sudah Sholat, tapi sayangnya tidak mengingat Tuhan,”
“Saya Sholat entah diterima apa tidak,”
“Saya sholat entah diterima Tuhan atau tidak,”
Berarti kamu itu tadoyyub bil ibadah, menganggap ibadah itu masalah, dan itu cita-citanya Syetan