70+ Kata Mutiara Gus Dur Yang Penuh Filosifi

0
2038
kata mutiara gus dur

Kata Mutiara Gus Dur – K.H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur merupakan seorang ulama sekaligus umaro’ yang namanya masih membekas di relung hati masyarakat Indonesia. Kyai yang pernah menjabat sebagai presiden ke-empat ini disetiap kata-kata yang dilontarkan memiliki makna yang sangat dalam. Kata-kata mutiara beliau menjadi pegangan bagi para pengikutnya dan masih sangat membumi hingga sekarang.

Kata Bijak / Mutiara Gus Dur

Berikut ini adalah kumpulan quotes kata mutiara Gus Dur yang telah sekolahakhirat.com rangkum.

Baca Juga : 55 Kata Mutiara Gus Baha yang Paling Mengena

“Semua bisa jenius bila berada di tempatnya.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Gus Dur pernah ditanya “Gus, Apa tanda-tandanya keras hati?”. Gus Dur menjawab “Saat melihat gereja takut imanmu runtuh. Tapi saat membaca Al-Qur’an tak sedikitpun hatimu tersentuh” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Masalah besar kita kecilkan. Masalah kecil kita lupakan. Maka hidupmu akan indah.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Kita seharusnya tidak memaksakan interpretasi kita pada orang lain.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Islam di Indonesia itu timbul dari basis kebudayaan. Jika itu dihilangkan, maka kemungkinannya ada dua, yaitu pertama kebudayaan akan mati, kedua Islam akan hancur. Pesan saya, jadilah pemikir yang sehat.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstrimis memutarbalikannya. Kita butuh Islam ramah, bukan Islam marah.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Memaksakan kebenaran terhadap orang lain, adalah cara yang tidak rasional, meskipun isi kandungannya sangat rasional.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Sowan kepada orang mati lebih baik, karena tak mungkin bohong. Beda dengan yang masih hidup, banyak kepentingan, banyak gak jujurnya.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Sebenar apapun tingkahmu, sebaik apapun perilakumu, kebencian dari perilaku manusia pasti ada. Jangan diambil pusing, terus jalan saja.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Berapapun besar biaya dan resikonya, NU akan membela keutuhan NKRI” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Tuhan tidak perlu dibela. Ia sudah maha segalanya. Belalah mereka yang diperlakukan tidak adil.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Agama dilahirkan untuk kedamaian, bukan untuk kekerasan.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Tuhankanlah Allah, bukan yang lainnya. Dan, pembuktian kamu mempertuhankan Allah, kamu harus menerima semua makhluk. Karena begitulah Allah.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Kalau anda tidak ingin dibatasi, jangalah anda membatasi. Kita sendirilah yang harusnya tahu batas kita masing-masing, Gitu Aja Kok Repot!” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Negeri ini tidak akan hancur karena bencana atau berbeda. Tapi karena moral bejat dan perilaku korupsi.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya arab, bukan untuk ‘aku’ jadi ‘ana’ bukan ‘sampean’ jadi ‘antum’ ‘sedulur’ jadi ‘akhi’. Pertahankan apa yang jadi milik kita. Kita harus serap ajarannya bukan budaya Arabnya.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Santri itu suksesnya tidak dilihat ketika dia mondok, tidak dilihat dari nilai rapot, tidak dilihat dari aktivitasnya ketika mondok. Tapi suksesnya seorang santri itu dilihat ketika mereka keluar dari pondok dan terjun di tengah-tengah masyarakat.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Orang yang kebanyakan ndalil itu pertanda bahawa dia tidak mampu menjelaskan agamanya dengan bahasa sederhana.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan cara meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Agama jangan jauh dari kemanusiaan.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Esensi Islam tidak terletak pada pakaian yang dikenakan melainkan pada akhlak yang dilaksanakan.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Tidak ada gunanya mempertanyakan perbedaan agama. Semua agama mengajarkan tentang perbuatan baik.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Agama melarang adanya perpecahan bukan perbedaan.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Tidak ada orang jahat! Yang ada ialah orang baik dan yang berproses menuju baik.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan kerjakanlah yang membuat kita berharga.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Deskriminasi memang ada di masa lampau, tetapi sekarang harus dikikis habis. Ini kalau kita ingin memiliki negara yang kuat dan bangsa yang besar. Perbedaan diantara kita justru harus dianggap sebagai kekayaan bangsa.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Betapa banyak hal tragis atau menyedihkan yang terjadi, karena kita tidak dapat membedakan antara mengetahui dan mengerti akan perjalanan hidup.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Sabar itu tidak ada batasnya. Kalau ada batasnya berarti tidak sabar.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Dengan lelucon kita bisa sejenak melupakan kesulitan. Dengan humor pikiran kita jadi sehat.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Politik adalah berpikir, menemukan jalan dan bekerja sampai batas tak tertangguhkan bagi kebahagiaan sebanyak-banyaknya manusia.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Menyesali nasib tidak akan merubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk terhadap kenyataan. Asalkan kau yakin di jalan yang benar maka lanjutkan.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Peran agama sesungguhnya adalah membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya bagian dari umat manusia dan alam semesta.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Jika kita merasa muslim terhormat, maka kita akan berpuasa dengan menghormati orang yang tidak berpuasa.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Orang yang masih terganggu dengan hinaan dan pujian manusia, dia masih hamba yang amatiran.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Kita butuh Islam ramah bukan Islam marah.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Ikatan sosial yang kuat akan menuntut kita untuk mengembangkan solidaritas.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Jika perbedaan adalah rahmat kenapa manusia di negeri ini berebut untuk membencinya.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Saya tidak peduli, mau popularitas saya hancur, difitnah, dicaci maki atau dituduh apapun. tapi bangsa dan negara ini harus diselamatkan dari perpecahan.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Saya tidak berbicara dengan kata mungkin.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Kemajemukan harus dapat diterima tanpa adanya perbedaan.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Saya tak henti-hentinya mengharapkan agar generasi muda tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri saja, tetapi rela melakukan aktivitas untuk kepentingan masyarakat banyak dan membuat semua bangsa dapat hidup berdampingan secara damai.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Kita harus mengembangkan paradigma Islam kita yang toleran, bukan Islamku dan Islam Anda yang cenderung fanatis.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah esensi tugas kesejahteraan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Memuliakan manusia, berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Jargon memperjuangkan Islam sebenarnya adalah memperjuangkan suatu agenda politik tertentu dengan menjadikan Islam sebagai kemasan dan senjata. Langkah ini sangat ampuh, karena siapapun yang melawan mereka akan dituduh melawan Islam.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Memaksakan kebenaran kepada orang lain adalaha cara yang tidak rasional, meskipun isi kandungannya sangat rasional.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Di pesantren, humor itu jadi kegiatan sehari-hari. Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor pikiran kita jadi sehat.” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Dalam hidup nyata dan dalam perjuangan yang tak mudah, kita bukan tokoh dongeng dan mitos yang gagah berani dan penuh sifat kepahlawanan,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Bukalah hatimu dan bertindaklah dengan jujur,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Bangsa ini menjadi penakut! Karena tidak berani dan tidak mau bertindak menghukum yang bersalah,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Orang yang masih terganggu dengan hinaan dan pujian manusia, dia masih hamba yang amatiran,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Allah itu maha besar. Ia tidak memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya. Ia Maha Besar karena Ia ada. Apapun yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya, ” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin tinggi toleransinya, ” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Perbedaan itu fitrah. Dan ia harus diletakkan dalam prinsip kemanusiaan universal, ” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Berkat perbedaan, semuanya jadi terang benderang,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Dari sudut agama, saya ingin mengingatkan, agar ketidaksenangan kita terhadap seseorang atau suatu kaum jangan sampai menyebabkan kita berlaku tidak adil dalam memutuskan sesuatu,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Rentenir memang melakukan kerja manipulatif, karena ia mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain. Sementara Tuhan tidak memanipulasikan apa-apa. Yang diberikan-Nya hanyalah kehidupan itu sendiri. Terserah mau diapakan oleh manusia, dijadikan ajang pengrusakan, ayau laha penyejahteraan hidup,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Memaafkan tidak akan mengubah masa lalu, tetapi memberi ruang besar untuk masa depan,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Saya sudah pernah bilang, mereka itu masih seperti anak TK. Buktinya girang banget ketemu sama si Donald,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Negeri ini paling kaya di dunia tapi sekarang negeri ini menjadi melarat karena para koruptor tidak ditindak dengan tegas,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Humor tidak bisa menjatuhkan pemerintah. Tetapi humor bisa membantu membusukkan suatu rezim,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Tragedi BOM Bali yang terjadi di ambang Ramadhan adalah sebuah teguran Ilahi tentang berjangkitnya epidemi perilaku iblis di kalangan masyarakat yang semakin hari semakin sering melakukan kekerasan,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Kepemimpian yang baik dapat membawa hasil yang baik tanpa banyak menumpahkan darah,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Demokrasi harus berlandaskan kedaulatan hukum dan persamaan setiap warga negara tanpa membedakan latar belakang ras, suku, agama, dan asal-muasal, di muka undang-undang,” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Jika kita berpegang teguh pada dasar-dasar Islam, kemudian kita berusaha untuk mempertahankannya dari sesuatu yang menurut kita sebuah ancaman, maka karena hal inilah, kita sekarang melihat banyak orang mempertahankan kekuasaan, mempertahankan wilayah, mempertahankan segala hal yang mendasar dengan kepercayaan bahwa mereka membela Islam, ” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Tugas pokok intelektual adalah mempertahankan kebebasan berpikir, bukan membunuh kebebasan berpikir, ” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Bukankah masalah ketuhanan memang rumit? Mungkin sengaja dibuat rumit oleh Tuhan, agar kita tertuntut untuk senantiasa berada dalam upaya pencarian hakikat-Nya, walaupun itu tidak akan pernah tercapai. Upayanya yang penting, bukan tercapainya hasil mutlak, ” (K.H. Abdurrahman Wahid)

“Bukalah hatimu dan bertindaklah dengan jujur, ” (K.H. Abdurrahman Wahid)

Itulah beberapa kata-kata mutiara Gus Dur yang memiliki arti sangat dalam. Semoga artikel yang kami bagikan ini dapat bermanfaat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here